Tugas 3
Strategi Pembangunan Indonesia
“ Strategi Pertumbuhan “
Berbagai banyak cara juga strategi yang
dilakukan untuk pembangunan indonesia antara lain strategi pertumbuhan,
strategi pembangunan dengan pemerataan dan strategi pendekatan kebutuhan pokok.
Ketiga strategi yang telah disebutkan tersebut sangatlah bermanfaat dan berguna
dalam membangun indonesia lebih maju dan tentram. Strategi yang saya jelaskan
adalah Strategi Pertumbuhan. Pengertian dari strategi adalah pendekatan
secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,
dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Didalam
strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan
dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit
dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali
mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Strategi pertumbuhan yang dimaksud
dalam hal ini adalah strategi yang dilakukan oleh Negara Indonesia dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai Indonesia yang makmur
maka harus dilakukan sebuah strategi dalam mencapai tujuan dan apa yang di
inginkan Indonesia. Strategi harus dirancang dengan bagus dan sebaik mungkin
supaya kedepannya tidak menyebabkan masalah yang serius bagi pertumbuhan
bangsa. Sebuah strategi tidak mudah untuk menjalankannya karena banyak
tantangan yang dihadapi baik dari dalam maupun dari luar. Strategi yang
bagus harus dipikirkan matang-matang dan dapat disetujui oleh semua pihak.
Salah satu strategi pertumbuhan yang
dapat dilakukan atau diterapkan dalam Indonesia adalah strategi pertumbuhan
ekonomi. Strategi ini sangat berpengaruh dalam pembangunan Indonesia karena
strategi pertumbuhan ekonomi ini dapat membuat bangsa Indonesia semakin maju
dan tentram. Di dalam pemikiran ini pertumbuhan
ekonomi menjadi suatu alat sebagai pengukuran keberhasilan pembangunan.
Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan
dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle
down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah
mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan
atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus
terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses
akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.
Salah satu contoh pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara
tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah
tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
ukuran pasar domestiknya lebih besar. Positif atau negatifnya pertambahan penduduk
bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem
perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan
tambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan itu dipengaruhi oleh tingkat dan
jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor penunjang,
seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
Ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang baik menurut para ahli
adalah :
1.
Tingkat pertumbuhan
output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
2.
Tingkat kenaikan total
produktivitas faktor yang tinggi.
3.
Tingkat transformasi
struktural ekonomi yang tinggi.
4.
Tingkat transformasi
sosial dan ideologi yang tinggi.
5.
Adanya kecenderungan
negara-negara yang mulai atau yang sudah maju perekonomiannya untuk berusaha
merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan
baku yang baru.
6.
Terbatasnya penyebaran
pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk
dunia.
Didalam strategi pertumbuhan ekonomi,
ada macam-macam faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar
seperti kekayaan alam yang ada di Negara Indonesia, pendapatan per kapita,
jumlah penduduk, perbedaan iklim dan lain sebainya. Sebuah Negara dapat mengelola
kekayaan alam yang dimilikinya untuk menambah pertumbuhan ekonominya.
Negara-negara Dunia Ketiga dewasa ini kurang memiliki kekayaan alam apabila
dibandingkan dengan negara-negara maju pada saat pertama kali memulai
pembangunan ekonominya. Dahulu, ketika mereka mulai menggalang kekuatan
ekonomi, kekayaan alam mereka masih utuh; sedangkan kekayaan negara-negara
berkembang sudah dirampok atau bahkan habis diperas oleh kolonialisme.
Indonesia memiliki kekayaan
alam yang sangat banyak dan nilainya sangat mahal. Hanya saja Indonesia kurang
pintar dalam mengelola kekayaan alam yang dimilikinya. Kenyataan bahwa sumberdaya yang berlimpah tersebut tidak merata beradadi
seluruh daerah. Hal yang sama terjadi dengan sebaran sumberdaya manusia yang
merupakan “aktor” pembangunan tersebar juga tidak merata. Implikasi dari
ketidak-merataan keberadaan kedua sumberdaya tersebut adalah belum baiknya
tingkat pelayanan infrastruktur wilayah melayani kebutuhan wilayah dan
masyarakat, terutama daerah-daerah terisolir dan tertinggal.
Kemampuan suatu negara untuk mengelola
sumber daya alam antara lain tergantung pada kecakapan manajerial dan
kapabilitas teknis penduduknya, serta akses mereka ke pasar serta akses untuk
memperoleh informasi dengan biaya minimal. Dewasa ini, mayoritas penduduk
negara-negara Dunia Ketiga kurang terdidik, kurang pengalaman, dan kurang cakap
apabila dibandingkan dengan penduduk negara-negara yang sekarang maju pada awal
pertumbuhan ekonominya. Akses mereka ke pasar dan sumber informasi pun relatif
sangat terbatas. Menurut ekonom Paul Romer, dewasa ini negara- negara
berkembang “miskin karena penduduknya tidak memiliki akses ke gagasan-gagasan
yang dahulu dimanfaatkan oleh negara-negara yang sekarang maju untuk
menciptakan nilai ekonomis.
Kalau dilihat
dari sisi iklimnya, Indonesia memiliki iklim yang bagus dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonominya. Sejarah membuktikan bahwa
hampir setiap negara yang berhasil mengembangkan ekonominya secara modern
terletak di daerah yang beriklim dingin. Salah satu faktor iklim yang secara
langsung mempengaruhi produksi pada umumnya adalah suhu udara yang panas dan
lembab di kebanyakan negara miskin. Suhu yang panas dan lembab itu tidak hanya
menyebabkan perasaan yang kurang enak pada para pekerja, tetapi juga
menggerogoti atau menekan kesehatan, mengurangi keinginan bekerja keras
sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat produktivitas dan efisiensi.
Indonesia berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonominya karena memiliki iklim
yang bagus.
Inti
dari strategi pertumbuhan ini bahwa strategi pembangunan ekonomi Negara
Indonesia akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga
dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan
ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah
(trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan
ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
Dan
juga dapat memanfaatkan sumber daya dan kekayaan alam yang di miliki oleh
Indonesia sangatlah banyak, Indonesia harus pintar dalam mengelolanya karena
jika tidak pintar maka perekonomian Indonesia tidak akan meningkat dan
kesejahteraan masyarakat tidak tercapai atau terwujud. Iklim yang dimiliki
Indonesia juga sangat mendukung dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Dengan strategi pertumbuhan ekonomi ini maka dapat membangun Indonesia yang
lebih maju, makmur dan masyarakatnya sejahtera. Namum, didalam mencapai suatu
tujuan akan banyak menghadapi tantangan dan masalah serta mempunyai
tahapan-tahapan agar bisa mencapai suatu tujuan. Sehingga pembangunan Negara
Indonesia yang diinginkan akan terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar