Minggu, 19 Oktober 2014

PERANAN ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Aspek-Aspek Bisnis
Terdapat aspek-aspek tertentu dalam dunia bisnis, antara lain:
a.       Kegiatan individu atau kelompok 
b.      Penciptaan nilai
c.       Penciptaan barang dan jasa
d.      Keuntungan melalui transaksi

Tujuan Bisnis

Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh bagian-bagian organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Dengan demikian, tujuan bisnis antara lain:
a.         Profit (keuntungan)
b.         Growth (pertumbuhan)
c.         Continuity (berkesinambungan)
d.        Stability (stabilitas)
e.         Public Service (pelayanan umum)
f.          Will Fare (sejahtera)

Untuk menjalankan bisnis yang beretika, perhatikan hal-hal berikut :
·         Jangan masuk kedalam bisnis yang tidak riil, apalagi menjanjikan kekayaan dalam waktu cepat (instant). Hindari buku-buku yang menjanjikan cara-cara cepat, instan dan memotong kompas.
·         Yakin dan ucapkan terus dalam diri anda bahwa anda mampu bekerja keras dan kerja keras selalu berakhir baik
·         Berbisnislah dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan, win-win solution, melayani dan tanamkan nilai-nilai itu diusaha yang anda bangun.
·         Jangan tergoda untuk cepat berhasil, Ingatlah, semua ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu dapat berisiko negative
·         Rekrutlah karyawan yang jujur dan jalankan apa yang anda ucapkan.
Tingkatan Moral
Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Mengikuti persyaratan yang dikemukakan Piaget untuk suatu Teori perkembangan kognitif, adalah sangat jarang terjadi kemunduran dalam tahapan-tahapan ini. Walaupun demikian, tidak ada suatu fungsi yang berada dalam tahapan tertinggi sepanjang waktu. Juga tidak dimungkinkan untuk melompati suatu tahapan; setiap tahap memiliki perspektif yang baru dan diperlukan, dan lebih komprehensif, beragam, dan terintegrasi dibanding tahap sebelumnya.
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1.      Orientasi kepatuhan dan hukuman
2.      Orientasi minat pribadi
Apa untungnya buat saya?)
Tingkat 2 (Konvensional)
3.       Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
Sikap anak baik)
4.      Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
Moralitas hukum dan aturan)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
5.      Orientasi kontrak sosial
6.      Prinsip etika universal
Principled conscience)
Aplikasi standart moral
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan. Hakekat standar moral :
  1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
  2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
  3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
  4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
  5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
    Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.

Contoh pelanggaran etika bisnis
1.      Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum
2.      Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
3.      Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
4.      Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban
5.      Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran
6.      Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
7.      Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Sumber :

1 komentar: