Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Aspek-Aspek Bisnis
Terdapat aspek-aspek tertentu dalam dunia bisnis, antara lain:
Terdapat aspek-aspek tertentu dalam dunia bisnis, antara lain:
a.
Kegiatan individu atau
kelompok
b. Penciptaan
nilai
c. Penciptaan
barang dan jasa
d.
Keuntungan melalui transaksi
Tujuan Bisnis
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir
yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan
merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh bagian-bagian
organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian, tujuan bisnis antara lain:
a.
Profit (keuntungan)
b.
Growth (pertumbuhan)
c.
Continuity (berkesinambungan)
d.
Stability (stabilitas)
e.
Public Service (pelayanan umum)
f.
Will Fare (sejahtera)
Untuk menjalankan bisnis yang beretika, perhatikan hal-hal
berikut :
·
Jangan masuk kedalam bisnis yang
tidak riil, apalagi menjanjikan kekayaan dalam waktu cepat (instant). Hindari
buku-buku yang menjanjikan cara-cara cepat, instan dan memotong kompas.
·
Yakin dan ucapkan terus dalam diri
anda bahwa anda mampu bekerja keras dan kerja keras selalu berakhir baik
·
Berbisnislah dengan nilai-nilai
kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan, win-win solution,
melayani dan tanamkan nilai-nilai itu diusaha yang anda bangun.
·
Jangan tergoda untuk cepat berhasil,
Ingatlah, semua ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu dapat berisiko
negative
·
Rekrutlah karyawan yang jujur dan
jalankan apa yang anda ucapkan.
Tingkatan Moral
Keenam tahapan perkembangan moral
dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional,
konvensional, dan pasca-konvensional. Mengikuti persyaratan yang dikemukakan
Piaget untuk suatu Teori perkembangan kognitif, adalah sangat jarang
terjadi kemunduran dalam tahapan-tahapan ini. Walaupun demikian, tidak ada
suatu fungsi yang berada dalam tahapan tertinggi sepanjang waktu. Juga tidak
dimungkinkan untuk melompati suatu tahapan; setiap tahap memiliki perspektif
yang baru dan diperlukan, dan lebih komprehensif, beragam, dan terintegrasi
dibanding tahap sebelumnya.
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1. Orientasi
kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi
minat pribadi
( Apa untungnya buat saya?)
Tingkat 2 (Konvensional)
3. Orientasi keserasian interpersonal dan
konformitas
( Sikap anak baik)
4. Orientasi
otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
( Moralitas hukum dan aturan)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
5. Orientasi
kontrak sosial
6. Prinsip
etika universal
( Principled conscience)
Aplikasi standart moral
Moralitas
adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan
salah, atau baik dan jahat. Standar moral pertama kali terserap ketika masa
kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja,
sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan. Hakekat standar moral :
- Standar moral berkaitan dengan
persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar
akan menguntungkan manusia.
- Standar moral tidak dapat
ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
- Standar moral harus lebih
diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
- Standar moral berdasarkan pada
pertimbangan yang tidak memihak.
- Standar moral diasosiasikan
dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.
Contoh pelanggaran etika bisnis
1. Pelanggaran
etika bisnis terhadap hukum
2. Pelanggaran
etika bisnis terhadap transparansi
3. Pelanggaran
etika bisnis terhadap akuntabilitas
4. Pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban
5. Pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip kewajaran
6. Pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
7. Pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip empati
Sumber :
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus